Wonderful Life: Kehangatan yang Menyentuh Hati

Wonderful Life: Kehangatan yang Menyentuh Hati

Wonderful Life: Kehangatan yang Menyentuh Hati

Film kiprah penyutradaraan Agus Makkie ini dibuat oleh rumah produksi baru Creative dan Co, bersama Visinema Pictures yang populer akan popularitasnya hasilkan beberapa karya terbaik seperti ‘Surat dari Praha', ‘Filosofi Kopi', dan ‘Cahaya dari Timur'.

Dengan barisan teamnya yang kompak —produser/penulis/sutradara Angga Dwimas Sasongko, produser Handoko Hendroyono, penulis Jenny Jusuf— artis Rio Dewanto ini kali turut duduk di bangku produser. Artis cilik pendatang baru, Sinyo menemani Atiqah Hasiholan (‘3 Napas Likas', ‘Bulan di Atas Makam'), share peranan sebagai anak dan ibu.

Secara simpel, film ini Slot Online menceritakan mengenai Amalia (Atiqah Hasiholan), seorang singgel parent yang workaholic, yang perlu hadapi masalah hidup paling beratnya. Yaitu, bermasalah dengan anak semata-mata wayangnya, Aqil (Sinyo), yang divonis menderita disleksia, sebuah masalah dalam perubahan baca-tulis yang biasanya terjadi pada anak mencapai umur 7 sampai delapan tahun.

Tinggalkan semua masalah tugas di Jakarta, Amalia mengemudikan mobil bersama Aqil ke banyak daerah di Jawa untuk cari "kesembuhan" untuknya.

Premis yang simpel ini jadi sandaran film untuk bekerja maju, ditambahkan perselisihan kecil masalah ketidakakuran di antara Amalia dan Aqil, beberapa perselisihan yang lain lebih kecil kembali yang selalu berasa dipaksa hadirnya sebagai bumbu untuk kebutuhan perselisihan tersebut.

Seperti, handphone Amalia yang tetap berdering panggil-manggil dianya untuk kembali bekerja, Aqil yang lenyap di tengah-tengah jalan, dan ayahanda Amalia yang keras seperti batu dalam menghadapai ketegangan anaknya sendiri.

Tetapi, itu semuanya tidak seburuk terdengarannya, karena performa Atiqah dan Sinyo yang demikian aktif sama-sama lengkapi keduanya. Mereka membawa peranan masing-masing dengan demikian mengagumkan, membuat film ini masih tetap menarik untuk dilihat.

Bahkan juga seandainya saja film ini tidak mendatangkan perselisihan apapun selainnya jalinan Aqil-Amalia sendiri, rasanya narasi film akan jadi lebih menantang dan menarik secara inovatif pembikinan film.

Terang pembikin film sedikit bersepakat dengan hasrat pasar, dan itu boleh-boleh saja. Namun, selanjutnya yang terjadi film ini usai sebagai kreasi tanpa tekad apapun, nikmat dilihat tetapi tidak sampai tinggalkan kesan-kesan yang dalam.

Penulis dokumen Jenny Jusuf juara sekali dalam membuat dialog-dialog yang membumi seperti yang sempat dia kerjakan dalam ‘Filosofi Kopi', dengan pecahan-sempalan komedi yang sukses tersampaikan.

Agus Makkie menyelesaikan film ini dengan triknya yang asyik, sebuah kiprah penyutradaraan yang bagus dan cukup mengagumkan. Bawalah ibu atau putera-puteri Anda untuk melihat film ini, sekalian sama-sama bergandengan tangan. Film ini tawarkan kehangatan, kasih sayang, dan pertemanan yang bisa kita peluk.
Jika ada pesan yang bisa diambil dari film ini, adalah semangat untuk sama-sama memahami dan mengerti keduanya. Dan, pesan itu tersampaikan demikian saja, tanpa kita ketahui dia telah sentuh hati kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejeran Aktris Indonesia Zaman 80-90an yang Dipanggil Bom Sex

3 Film Terkini Lucu Indonesia Tampil 2021, Dapat Jadi Selingan Saat Berlibur

4 Film Semi Indonesia Kuno dengan Banyak Episode Dewasa